Jumat, 29 April 2011

Udara dalam kabin lebih bahaya dari pada udara Luar

Tahukah anda kalau anak-anak lebih sensitif terhadap efek polusi udara dibandingkan dewasa? Dan, tahukah anda bahwa kualitas udara didalam mobil dengan kaca tertutup lebih buruk dibandingkan udara diluar, khususnya dilalu lintas padat?

"Guna memastikan udara yang masuk ke kompartemen penumpang lewat sistem AC atau ventilasi tidak terkontaminasi, filter kabin mobil anda harus bersih dan berfungsi sempurna," kata Ramon C. Nunez, Director of Filtration for Robert Bosch, LLC, pemasok komponen otomotif dan system ke produsen mobil dan aftermarket.

Udara di jalanan mengandung serbuk tanaman, debu, jelaga dan asap yang efek buruknya sudah banyak didokumentasikan. Filter udara kabin mobil menangkap polutan itu dan memompa udara bersih ke kompartemen penumpang. Seiring berjalannya waktu, filter akan buntu dan pada saat itu justru melipatgandakan bahaya yang berkaitan dengan polutan itu ketika sistem AC menyemprotkannya ke kabin yang tertutup rapat dan tidak ada lobang keluar.

Menurut 2006 State of the Air Report yang diterbitkan American Lung Association, anak-anak lebih rentan menderita dampak polusi udara dibandingkan orang dewasa karena paru-paru mereka sedang tumbuh dan kemampuan tubuhnya untuk melawan infeksi juga sedang berkembang.

Nunez merekomendasikan menggangi filter kabin setiap tahun atau sekitar 20,000 km - 24,000km. Jika sering beroperasi di area dengan tingkat polusi tinggi, sebaiknya lebih sering diganti.

Bosch memproduksi dua tipe kabin filter. Particulate cabin filter yang menyaring debu jalan, bakteri, spora, serbuk sari dan polutan lain. Activated charcoal filter, seperti yang pertama plus menyerap gas-gas berbahaya dan bau-bauan.

Menurut Herlaniadi, instruktur di service division PT Astra Daihatsu Motor, tidak semua mobil di Indonesia mengaplikasikan filter ini. Model-model Daihatsu yang dipasarkan di Indonesia, seperti Sirion, Xenia, dan Terios belum menggunakan filter ini. Menurutnya penggunaan filter ini merupakan terobosan karena mengganti atau membersihkan filter kini bisa dilakukan lebih mudah oleh pemilik mobil. "Dulu proses seperti itu harus dilakukan di bengkel AC karena harus membongkar evaporator," katanya.

Honda mengaplikasikan filter ini pada Honda CRV baru 2.0 liter dan 2.4 liter. Ini informasi tambahan dari Jonfis Fandi, GM Sales & Marketing PT Honda Prospect Motor yang sebelumnya menginformasikan filter semacam ini belum dipasang pada semua model dan masih optional. Menurut Jonfis Fandi, model yang belum menggunakan filter, proses penyaringan dilakukan di evaporator. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan nantinya filter semacam itu dipasang di semua model Honda yang dipasarkan di Indonesia.

Nissan Grand Livina juga tidak memang filter itu yang dalam terminologi Nissan disebut microfilter. "Itu karena spek dari Jepang tidak memasang filter itu. Ini berkaitan dengan cost dan disain yang dari awal memang tidak dirancang menggunakan filter ini," kata Teddy Irawan, Sales & Marketing Director PT Nissan Motor Indonesia. Di Indonesia yang menggunakan microfilter adalah Nissan X-Trail dan Serena. Microfilter harus diganti bukan dibersihkan dalam rentang waktu tertentu dan harganya Rp 325,000. "Microfilter ini sangat membantu untuk anak-anak yang punya bakat asma," tambah Teddy. Sayang Grand Livina tidak memiliki peluang memasang filter ini karena memang tempatnya tidak ada. Microfilter tidak sulit diganti dan bisa dilakukan pemilik mobil.

Toyota Vios, Yaris, Altis, Hilux, Innova produksi 2007 dan Fortuner (2007) sudah menggunakan filter ini. Sementara Rush, Avanza dan Dyna belum. " AC Filter diganti tiap 30,000km," kata Iwan Abdurrahman, instruktur di Training Dept. PT TAM. Proses ganti filter bisa dilakukan pemilik, karena hanya dengan membuka glove box. Prosedurnya ada di buku manual pemilik. Harga filter sekitar Rp 300,000.